NASKAH FILM PENDEK
“Rindu Kalian”
SIN 1
Kita Beda, Kau suka Musik Lembut
aku suka musik keras, aku tidak suka diam kamu lelaki pendiam, kita memang
beda. Tapi karena kita sering bertemu, kita teman satu kelas, sehingga kau bisa
mencuri perhatianku, hingga kau di hatiku, tumbuh diam-diam. Perbedaan ini
menurutku indah. Namun bukan hanya aku, semuanya suka denganmu. Aku juga masih
sekolah, tak penting juga memikirkan cinta, di sekolahku tidak boleh ada
namanya jatuh cinta sampai jadian. Disini dilarang pacaran. Biar Kan Cinta itu
jadi Rahasia.
Disini aku hidup cukup bahagia,
punya teman yang satu kebiasaan, yaitu duduk santai di halaman belakang
sekolah, sambil makan cemilan di saat jam istirihat. Sebut saja, manaku Binar, Pijar temanku dari kecil dia suka sekali mengikutiku, dari gaya
baju, warna kesukaan, tapi dia lebih Veminim. Sinta, dia pribadi yang asik, anaknya tidak mau diam, dia paling
cerewet tapi dia paling gak suka jadi wanita, dia menurutku laki-laki yang
dikutuk tuhan menjadi wanita, hahaha.. “Ups “
ini hanya rabaan imajinasiku
saja, sungguh kasihan dia. Vena,
temen satuku ini menyebalkan sekali, dia hanya memikirkan barang dagangannya
saja, semenjak di punya bisnis On Line Shope HP nya itu selalu membuatku
cemburu, seakan menyingkirkan komunikasi manusia yang berada disampingnya.
Tana, ini temanku yang paling manis, diam terus, “jarang ngomong
tapi ngangenin”, kadang aneh kenapa kok kita temenan ya? Kadang aku tak tau dia
ada diantara kami, sangking tenangnya dia duduk di salah satu sudut. Tapi
ketika dia tidak ada, pasti banyak yang mencari. Dia seperti kutub Es di Selatan, tenang dan dingin.
Tetapi Tetap Menyenangkan.
Selanjutnya Usi, dia paling aneh, suka sekali jahil, sebal aku dibuatnya,
kadang aku protes kenapa dia jadi sahabatku, karena menurutku dia seperti
preman yang tak mau tertib aturan geng kami, suka telat tapi rese dan cari
masalah dengan kejahilannya. Tapi dia asik sih, semua dibuatnya lebih lucu.
Dengan Didik, Usi selalu jadi pasangan badut berhidung merah yang selalu
membawa lelucon lucu dan membuat semua masalah diotakku jadi cair. Hahahaha.. Didik dia memang lucu, teman laki-laki
di Geng Kita selain Aras.
Yah Aras, dia laki-laki sok Benar, cukup bagus sih, kadang dia menjadi
pemimpin dalam Geng kami, tapi saya tidak begitu cocok dengan isi otak dan
beberapa idenya, walau kadang ada sih beberapa yang sama. Oh ya, satu lagi yang
terakhir, namanya Suci, dia paling
rentan gelisah, dia paling langganan patah hati, dia menjadikan tema di
bembicaraan hari-hari kami menjadi lebih Baper. Mungkin karena dialah yang
paling menggunakan perasaan yang berlebih dari pada yang lain.
Itulah, kami berbeda-beda
karakter tapi kami seperti satu kain dalam sebuah rajutan benang yang
berwarna-warni yang Indah.
Binar: Waktu Hujan, adalah waktu
yang asyik ya...
Pijar: Ia Hujan Selalu
menggembirakan, suaranya membuat kita tenang.
Sinta: Hujan yang menahan kita disini lebih lama,
lama-lama kita semakin akrab, bukan karena kita satu sekolah dan satu ekstra
kulikuler, tapi karena Hujan. hahahaha
Vena: Ia kita pencinta Hujan, aku
suka bau hujan, aroma tanah ini mengingatkanku pada waktu aku masih kecil
Tana: aku juga suka hujan,
suaranya itu menenangkan. Tapi aku takut petir yang menyambar. Sepi suara
teriakan misterius karena dicambuk oleh penguasa langit
Usi: Petir seperti ayahku yang
sedang marah. Ayahku bagai petir, sedangkan ibuku seperti hujan. Ibu sosok yang
pendiam, tdak seperti ayahku rewel bukan kepalangan. Ya, ibuku itu hujan
(senyum kepada semua)
Didik: Berarti kau terlahir dari
hujan ya Us? Sereeeeeem...
Usi: Enak saja, cantik-cantik
gini masa terlahir dari hujan. Emang gue kecebong apa?
(Semua tertawa....)
Sinta:
Sudah-sudah jangan ribut terus, kasihan tuh Usi kena Buly terus.
Tana:
Hujan memang indah, dingin tapi menenangkan jadi ingin tidur ya...Hujan memang
Indah
Aras: kecuali yang punya memori
dengan kebanjiran. Menurut mereka itu bencana, bukan kebahagiaan bukan?
Suci:
Ia aku ingin menangis saat itu, rumahku tenggelam sampai setinggi pundak orang
dewasa, semua dalam ketakutan karena setiap hujan datang air dari sungai pun
semakin tinggi saja. Makanya setiap hujan turun aku sedikit takut.
Tana:
Sudahlah, jangan mengingat kenangan itu. Mendingan kita lihat kedepan. Ok. Toh
Tanggulnya sudah diperbaiki bukan? Ini tisunya..hapus saja kalau kamu terlanjur
menangis
Suci:
makasih, Tana..(sambil mengusap air matanya)
Didik: Betul, Hujan yang terus
menerus tahun lalu membuat air sungai memecahkan tanggul kita ya. Betul- Betul
memori yang tak terlupakan. Kamu hanyut kemana Us?
Usi: Hanyut dihatimu dik...
(tersenyum)
Didik: dih... Gombal
(semua tertawa)
SIN 2
SMK NURUL HUDA Losari adalah
sekolah kami, rumah kami tidak berjauhan, karena sekolahku ini berdiri tegak di
sebuah Desa yang bernama Desa Kalibuntu, dan kami semua tinggal di desa sekitar
sekolah kami. Kita banyak yang saling mengenal satu sama lain.
(Gambar siswa dan siswi masuk ke
gerbang sekolah)
Semua seperti keluarga, Ibu dan
Bapak Guru kami disini seperti ibu dan ayah kami sendiri. Mereka menyayangi dan
mengasihi kami, saat kami belajar kami sangat tau mereka lelah dan kesal dengan
tingkah laku kami yang kadang-kadang menyebalkan, tapi mereka menutupinya
dengan senyuman.
(Gambar Guru yang sedang mengajar
di kelas, terlihat ada salah satu anak yang asyik tertidur, didik ternyata,
guru itu membangunkannya dan menegurnya, dia ditertawakan satu kelas)
(Tiba-tiba dari arah belakang,
didik dilemparkan seekor ulat, didik pun teriak dan melemparkan ulat itu
keteman perempuan yang ada didekatkan, lalu keributan pun terjadi satu kelas
ramai karena asik saling melempar ulat tersebut, hingga Guru tersebut terlihat
marah dan emosi)
Bapak Guru: Diam.....Kalian semua
sungguh keterlaluan, ini jam belajar, jangan dibuat untuk mainan. Kalian anggap
apa Bapak di depan?
(Semuanya terdiam diposisi
masing-masing, ada yang berdiri dikursi, ada yang posisi duduk dan berdiri)
Bapak Guru: Sebagai hukumannya,
semua siswa kelas ini bapak hukum berjemur di halaman sekolah sampai jam
istirahat kedua.
SIN 3
(terlihat didik dkk. Berjemur di
depan halaman sambil dikalungkan sepatunya dalam posisi hormat kepada bendera
merah putih)
SIN 4
Sahabat
adalah tetesan embun pagi
Yang jatuh membasahi kegersangan hati
Hingga mampu menyuburkan seluruh
taman sanubari dalam kesejukan
Sahabat
adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
Yang menemani kesendirian rembulan
yang berduka
Hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan
Sahabat adalah
pohon rindang
Dengan seribu dahan yang memayungi
dari terik matahari yang tak tertahankan
Hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian
Sahabat
adalah kumpulan mata air dari telaga suci
Yang jernih mengalir tiada henti
Hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri dalam kesegaran
Sahabat
adalah derasnya hujan yang turun
Yang menyirami setiap jengkal bumi
yang berdebu
Hingga mampu membersihkan mahkota
bunga dan dedaunan
Sahabat
adalah untaian intan permata
Yang berkilau indah sebagai anugerah
tiada tara
Hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan
Suatu saat nanti kita berpisah,
Sebut namaku bila karian rindu
Dan akan kuSebut
namamu bila kurindu,
Satu demi Satu
kisa sebut
Kita sahabat untuk selamanya,
jangan lupa katakan Aku “Rindu Kalian”
Bila nanti
hujan itu datang, bisikanlah diam-diam
Bila nanti
hujan itu dengar, tunggulah sebentar kabarku pasti datang
Menjadi
pelangi indah setelah hujan itu pergi
Diki: Hay kalian sedang apa
sih... asyik banget!
Aras: Iya, sedang apa? tadi
dicari loh sama Pak Budi. Katanya kalian bikin masalah?
Vena: Masalah apa? Kita anak
baik-baik
Sinta:
Ia masalah apa bikin penasaran saja.
Aras: Ini berkaitan Infokus di
Leb yang rusak. Kata kalian yang habis make untuk presentasi seminggu yang lalu
sebelum liburan semester.
Vena: Memang kelompoknya kita ya?
(nanya ke sinta)
Sinta: Persaan sih bener, Kita kan kelompok terakhir ketika presentasi
Tugas Proyek Seni Budaya. Tetapi waktu itu masih tidak bermasalah ko. Memang
yang rusak apa?
Didik: Katanya sih, tidak bisa
konek dengan komputer. Padahal sudah gonta ganti kabel.
Aras: kemungkinan ada yang rusak
dibagian kabel atau bagian infokusnya.
Suci:
aduh gimana dong, bisa kena denda nih kita. Pasti suruh ganti deh.
Tana: Bisa jadi, tapi kami tidak
berhak dong bertanggung jawab, toh buktinya waktu kami pakai sampai selesai pun
baik-baik saja.
Binar: Betul katamu Tan,
masalahnya kalau rusaknya parah kita yang kena masalah, takutnya tidak bisa
diperbaiki, terus kita harus ganti. Waduh, berapa duit tuh, katanya sampai 4
juta an kalau merek yang itu. Gak ah, aku gak mau menghadap. EGP
Aras: Tapi tetap saja, kalian
yang salah mengambil keputusan seperti itu. Sebaiknya kita menghadap saja dulu
ke Kantor. Mungkin disana kita bisa lihat kondisinya, sekalian kita perbaiki,
kita maanfaatkan momen ini untuk belajar praktik.
Pijar: tapi, betul juga. Sih kita
harus menghadapinya dengan bijak. Kita jangan jadi pecundang, mari kita
berpikir positip saja. Ayo kita kesana.
Didik: Siplah.. kalau gitu, kita
kesana bareng-bareng yu. Aku juga siap bantu kok, untuk sekedar bongkar-bongkar,
yang Ngak Prof. Tenang disampingku ada Profesor Ahli Komputer dan Elektronik,
Yah kan? (sambil menepuk dan tersenyum ke aras)
Aras: Enak Saja, aku kena
getahnya lagi.
Didik: ya kan kamu paling jago
ber eksperimen, kasihan lah mereka, liat wajah mereka, perempuan semua bukan,
mereka lemah, kita harus melindungi yang lemah dan manis-manis ini.
Usi: ah, bisa saja kamu dik.
(merasa dirayu ke GR-an)
(Semuanya tertawa: hahahaha)
SIN 5
(berada di ruang leb komputer,
terlihat sibuk sekali)
Didik: duh, apanya yang rusak.
Sudah kita coba semua kabelnya, sudah kita priksa juga semua tombolnya, kita
periksa juga settingannya. tapi
Aras: Ahlamdulillah, ternyata
nyala juga. Ternyata, ini yang bermasalah (menunjukan sesuatu yang rusak/
tempat masuknya USB) ternyata lempengannnya bergeser.
Semuanya: Alhamdulillah
(semuanya senang)
Suci:
Alhamdulillah, syukurlah mungkin inilah bantuan dari Allah untuk kita anak-anak
yang baik, iyakan pijar?
Pijar: Ia, betul. Hebat kamu
Aras, Penyebabnya apa itu Ar?
Aras: ini penyebabnya karena
sering salah posisi memasang USB kabelnya, jadi ada yang bergeser sehingga
tidak mau konek lagi.
Pijar: Oh.... Gitu. Baru tau aku.
Didik: Baru tau ya? makanya
belajar...
Pijar: iya... iya....
Usi: jadi... kalau begini enaknya
kita rayain yu, kita beli seblak kayanya enak tuh?
Vena:
seblak yang pedes ya? Biar melek dan plong pikirannya
Sinta:
asyik... sini aku yang beli, kalian tunggu saja disini
Tana:
oke-oke kita pesan semua ya, menunya disamain ya?
Didik: oke2.. aku dua posri ya,
jangan lupa pake ceker ya?
Usi: dasar badan kurus tapi
rakus,
Didik: gak papa, yang penting
hidup hehehe
SIN 6
(layar menunjukan suasana Didik
dkk. Sedang latihan pengibaran bendera, disisi kelas yang lain ada beberapa
yang sedang mengikitu ekskul teater, terlihat sibuk sekali hari ini)
SIN 7
(layar menunjukan
suasana ruang UNBK yang diisi oleh sibuknya siswa SMK mengerjakan Soal UN)
Sahabat yang baik, kita selalu bersama. Perjuangan kita
seperti roda-roda sepeda yang berputar yang dikayuh kaki dengan pedal, melalu
rantai-rantai besi baja yang saling mengait mengerakan, dan menghibungkannya
dengan poros roda, kendali arahnya satu, keseimbangan seperti simponi nada
gerak yang berderak, satu kemudi.
Tidak terasa 3 tahun sudah berlalu, kita semua terlanjur
sudah bersama-sama. Hari ini terakhir UNBK, sedih rasanya tapi kami semua
bahagia karena kami telah melewati Ujian dengan baik-baik saja, semoga kita
semua lulus.amin..
(layar menunjukan semua siswa keluar dari ruang UNBK dan
bersalaman dengan pengawas ujian dengan senyum dan raut bahagia)
....
SIN 8
Binar: Bahagia hatiku, selasai juga akhirnya UNBKnya.
Pijar: Betul rasanya pengen
teriak ya... ayu kita teriak...
Binar dan Pijar:
aaaaaa...hahahaha
Sinta: hey hey, knapa kalian ? kesurupan ya
Vena: kesurupan Soal tadi
mungkin, hahaha
Suci:
aku sempat menahan rasa mulas, takut sekali tertinggal kalau saja ijin ke
toilet saat UNBK berlangsung.
Tana: iya aku juga pusing.
Susah-susah ya...pantes saja mereka kesurupan.
Binar dan Pijar: enak saja kita
kesurupan.
Binar: Ini bukan kesurupan, tapi
tanda bahagia tau. Benarkan pijar?
Pijar: emang kalian gak iri kami
bahagia?
Tana: apa tanda bahagia?
Pijar: ya sudah kalau tidak
mengerti, sudahlah. Ayo Binar kita lari dan teriak lagi...
Binar: ayo...satu dua tiga..
Pijar dan Binar:
aaaaaaaaaa......(sambil berlari kehalaman sambil mengelilingi halaman depan
sekolah sambil berkejaran dan bercanda gurau)
(di sisi lain, di depan leb
komputer sekolah)
Usi: Didik kamu ganteng deh,
boleh dong kangen sama kamu nantinya...
Didik: Hus... Haram Hukumnya
kangen2an, apalagi kita baru selesai UNBK, nanti kualat, bisa gak lulus kalau
kangen2an..
Usi: jadi GR ya ? maksudku,
kangen saat kamu beliin aku Es Teh...kaya biasanya, aus nih...
Didik: Dasar Uus, selalu kalau
muji gak ada yang Gratis, Ujung-Ujungnya Jajan,
matre luh us...ayu gue guyur tenggorokanmu dengan Es Tes, hari ini
sepuasnya deh.
Usi: Yee....
Usi: Pengumuman-Pengumuman,
dengarkan kawan-kawan..Sahabat kita yang baik dan ganteng yang bernama Didik
Aliando akan merayakan hari terakhir kita UNBK, semuanya Gratis makan kenyang sepuasnya
di Bi Ijah...Sekiah....
Aras: Wih... asyik tuh, beneran
nih dik
Didik: wadah, parah nie cewe aneh. Gue dikerjain
lagi.
Usi: Benerkan Dik?
Didik: Iya..Iya... siap. Semuanya aku yang bayaran.
Tapi, awas ya kalau gak doain gue jadi presiden, gue culik lu Us.
Aras: yeeee...beneran (sambil
lari ke kantin)
Teman2 yang lain: asik....ayo
kawan2 mumpung promo, makasih ya bos
Usi: Gak papa Dik, asal dikasih
makan yang enak-enak gue rela diculik biar lo bangkrut. Hahaha
Didik: widih, kecil2 rakus ya.
Yaudah, ayo kita ke kantin, keburu habis tuh.
SIN 9 (terakhir)
Cinta mungkin sulit untuk
dikatakan, apalagi dipendam..
Maafkan, bila aku tak sempat
bercerita
Maafkan, bila ceritaku tentangmu
hanya sedikit saja
Cukup kita menjadi teman, Cukup
menjadi sahabat saja
teman dikala Hujan datang, Teman
menangis dan tertawa lantang
Cukup kita menjadi sahabat dalam
cerita ini, menjadi rahasia
Sampai perpisahan ini tiba, hujan
tetaplah hujan
Bergemuruh kala datang, menggelegar
petirnya menyambar, namun tetap sendu dan tenang ketika hujan mulai menghilang
Lalu basahlah bumi, menjadi terbekas
menjadi penyubur
menjadi bakal embun di pagi hari
Menjadi rindu dan cerita yang
terlanjut terpatri dari setiap jejak yang mengecap pada tanah liat yang basah
dengan air hujan dan rindu..
(suana perpisahan kelas 12 ketika lagu sayo nara)
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar