Sabtu, 05 Januari 2019

Contoh Naskah Film Pendek Tema Persahabatan


NASKAH FILM PENDEK 
“Rindu Kalian”
SIN 1
Kita Beda, Kau suka Musik Lembut aku suka musik keras, aku tidak suka diam kamu lelaki pendiam, kita memang beda. Tapi karena kita sering bertemu, kita teman satu kelas, sehingga kau bisa mencuri perhatianku, hingga kau di hatiku, tumbuh diam-diam. Perbedaan ini menurutku indah. Namun bukan hanya aku, semuanya suka denganmu. Aku juga masih sekolah, tak penting juga memikirkan cinta, di sekolahku tidak boleh ada namanya jatuh cinta sampai jadian. Disini dilarang pacaran. Biar Kan Cinta itu jadi Rahasia.

       Disini aku hidup cukup bahagia, punya teman yang satu kebiasaan, yaitu duduk santai di halaman belakang sekolah, sambil makan cemilan di saat jam istirihat. Sebut saja, manaku Binar, Pijar temanku dari kecil dia suka sekali mengikutiku, dari gaya baju, warna kesukaan, tapi dia lebih Veminim. Sinta, dia pribadi yang asik, anaknya tidak mau diam, dia paling cerewet tapi dia paling gak suka jadi wanita, dia menurutku laki-laki yang dikutuk tuhan menjadi wanita, hahaha.. “Ups “
ini hanya rabaan imajinasiku saja, sungguh kasihan dia. Vena, temen satuku ini menyebalkan sekali, dia hanya memikirkan barang dagangannya saja, semenjak di punya bisnis On Line Shope HP nya itu selalu membuatku cemburu, seakan menyingkirkan komunikasi manusia yang berada disampingnya.
Tana, ini temanku yang paling manis, diam terus, “jarang ngomong tapi ngangenin”, kadang aneh kenapa kok kita temenan ya? Kadang aku tak tau dia ada diantara kami, sangking tenangnya dia duduk di salah satu sudut. Tapi ketika dia tidak ada, pasti banyak yang mencari.  Dia seperti kutub Es di Selatan, tenang dan dingin. Tetapi Tetap Menyenangkan.
         Selanjutnya Usi, dia paling aneh, suka sekali jahil, sebal aku dibuatnya, kadang aku protes kenapa dia jadi sahabatku, karena menurutku dia seperti preman yang tak mau tertib aturan geng kami, suka telat tapi rese dan cari masalah dengan kejahilannya. Tapi dia asik sih, semua dibuatnya lebih lucu. Dengan Didik, Usi selalu jadi pasangan badut berhidung merah yang selalu membawa lelucon lucu dan membuat semua masalah diotakku jadi cair. Hahahaha.. Didik dia memang lucu, teman laki-laki di Geng Kita selain Aras.
        Yah Aras, dia laki-laki sok Benar, cukup bagus sih, kadang dia menjadi pemimpin dalam Geng kami, tapi saya tidak begitu cocok dengan isi otak dan beberapa idenya, walau kadang ada sih beberapa yang sama. Oh ya, satu lagi yang terakhir, namanya Suci, dia paling rentan gelisah, dia paling langganan patah hati, dia menjadikan tema di bembicaraan hari-hari kami menjadi lebih Baper. Mungkin karena dialah yang paling menggunakan perasaan yang berlebih dari pada yang lain.
Itulah, kami berbeda-beda karakter tapi kami seperti satu kain dalam sebuah rajutan benang yang berwarna-warni yang Indah.

Binar: Waktu Hujan, adalah waktu yang asyik ya...
Pijar: Ia Hujan Selalu menggembirakan, suaranya membuat kita tenang.
Sinta:  Hujan yang menahan kita disini lebih lama, lama-lama kita semakin akrab, bukan karena kita satu sekolah dan satu ekstra kulikuler, tapi karena Hujan. hahahaha
Vena: Ia kita pencinta Hujan, aku suka bau hujan, aroma tanah ini mengingatkanku pada waktu aku masih kecil
Tana: aku juga suka hujan, suaranya itu menenangkan. Tapi aku takut petir yang menyambar. Sepi suara teriakan misterius karena dicambuk oleh penguasa langit
Usi: Petir seperti ayahku yang sedang marah. Ayahku bagai petir, sedangkan ibuku seperti hujan. Ibu sosok yang pendiam, tdak seperti ayahku rewel bukan kepalangan. Ya, ibuku itu hujan (senyum kepada semua)
Didik: Berarti kau terlahir dari hujan ya Us? Sereeeeeem...
Usi: Enak saja, cantik-cantik gini masa terlahir dari hujan. Emang gue kecebong apa?
(Semua tertawa....)
Sinta: Sudah-sudah jangan ribut terus, kasihan tuh Usi kena Buly terus.
Tana: Hujan memang indah, dingin tapi menenangkan jadi ingin tidur ya...Hujan memang Indah
Aras: kecuali yang punya memori dengan kebanjiran. Menurut mereka itu bencana, bukan kebahagiaan bukan?
Suci: Ia aku ingin menangis saat itu, rumahku tenggelam sampai setinggi pundak orang dewasa, semua dalam ketakutan karena setiap hujan datang air dari sungai pun semakin tinggi saja. Makanya setiap hujan turun aku sedikit takut.
Tana: Sudahlah, jangan mengingat kenangan itu. Mendingan kita lihat kedepan. Ok. Toh Tanggulnya sudah diperbaiki bukan? Ini tisunya..hapus saja kalau kamu terlanjur menangis
Suci: makasih, Tana..(sambil mengusap air matanya)
Didik: Betul, Hujan yang terus menerus tahun lalu membuat air sungai memecahkan tanggul kita ya. Betul- Betul memori yang tak terlupakan. Kamu hanyut kemana Us?
Usi: Hanyut dihatimu dik... (tersenyum)
Didik: dih... Gombal
(semua tertawa)

SIN 2
SMK NURUL HUDA Losari adalah sekolah kami, rumah kami tidak berjauhan, karena sekolahku ini berdiri tegak di sebuah Desa yang bernama Desa Kalibuntu, dan kami semua tinggal di desa sekitar sekolah kami. Kita banyak yang saling mengenal satu sama lain.
(Gambar siswa dan siswi masuk ke gerbang sekolah)
Semua seperti keluarga, Ibu dan Bapak Guru kami disini seperti ibu dan ayah kami sendiri. Mereka menyayangi dan mengasihi kami, saat kami belajar kami sangat tau mereka lelah dan kesal dengan tingkah laku kami yang kadang-kadang menyebalkan, tapi mereka menutupinya dengan senyuman.
(Gambar Guru yang sedang mengajar di kelas, terlihat ada salah satu anak yang asyik tertidur, didik ternyata, guru itu membangunkannya dan menegurnya, dia ditertawakan satu kelas)
(Tiba-tiba dari arah belakang, didik dilemparkan seekor ulat, didik pun teriak dan melemparkan ulat itu keteman perempuan yang ada didekatkan, lalu keributan pun terjadi satu kelas ramai karena asik saling melempar ulat tersebut, hingga Guru tersebut terlihat marah dan emosi)
Bapak Guru: Diam.....Kalian semua sungguh keterlaluan, ini jam belajar, jangan dibuat untuk mainan. Kalian anggap apa Bapak di depan?
(Semuanya terdiam diposisi masing-masing, ada yang berdiri dikursi, ada yang posisi duduk dan berdiri)
Bapak Guru: Sebagai hukumannya, semua siswa kelas ini bapak hukum berjemur di halaman sekolah sampai jam istirahat kedua.
SIN 3
(terlihat didik dkk. Berjemur di depan halaman sambil dikalungkan sepatunya dalam posisi hormat kepada bendera merah putih)
SIN 4
 Sahabat adalah tetesan embun pagi
Yang jatuh membasahi kegersangan hati
Hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari dalam kesejukan

Sahabat adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
Yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
Hingga mampu menerangi gulita semesta dalam kebersamaan

Sahabat adalah pohon rindang
Dengan seribu dahan yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
Hingga mampu memberikan keteduhan dalam kedamaian

Sahabat adalah kumpulan mata air dari telaga suci
Yang jernih mengalir tiada henti
Hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri dalam kesegaran

Sahabat adalah derasnya hujan yang turun
Yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu
Hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaunan

Sahabat adalah untaian intan permata
Yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
               Hingga mampu menebar pesona jiwa dalam keindahan
Suatu saat nanti kita berpisah, Sebut namaku bila karian rindu
Dan akan kuSebut namamu bila kurindu,
Satu demi Satu kisa sebut
Kita sahabat untuk selamanya, jangan lupa katakan Aku “Rindu Kalian
Bila nanti hujan itu datang, bisikanlah diam-diam
Bila nanti hujan itu dengar, tunggulah sebentar kabarku pasti datang
Menjadi pelangi indah setelah hujan itu pergi

Diki: Hay kalian sedang apa sih... asyik banget!
Aras: Iya, sedang apa? tadi dicari loh sama Pak Budi. Katanya kalian bikin masalah?
Vena: Masalah apa? Kita anak baik-baik
Sinta: Ia masalah apa bikin penasaran saja.
Aras: Ini berkaitan Infokus di Leb yang rusak. Kata kalian yang habis make untuk presentasi seminggu yang lalu sebelum liburan semester.
Vena: Memang kelompoknya kita ya? (nanya ke sinta)
Sinta: Persaan sih bener,  Kita kan kelompok terakhir ketika presentasi Tugas Proyek Seni Budaya. Tetapi waktu itu masih tidak bermasalah ko. Memang yang rusak apa?
Didik: Katanya sih, tidak bisa konek dengan komputer. Padahal sudah gonta ganti kabel.
Aras: kemungkinan ada yang rusak dibagian kabel atau bagian infokusnya.
Suci: aduh gimana dong, bisa kena denda nih kita. Pasti suruh ganti deh.
Tana: Bisa jadi, tapi kami tidak berhak dong bertanggung jawab, toh buktinya waktu kami pakai sampai selesai pun baik-baik saja.
Binar: Betul katamu Tan, masalahnya kalau rusaknya parah kita yang kena masalah, takutnya tidak bisa diperbaiki, terus kita harus ganti. Waduh, berapa duit tuh, katanya sampai 4 juta an kalau merek yang itu. Gak ah, aku gak mau menghadap. EGP
Aras: Tapi tetap saja, kalian yang salah mengambil keputusan seperti itu. Sebaiknya kita menghadap saja dulu ke Kantor. Mungkin disana kita bisa lihat kondisinya, sekalian kita perbaiki, kita maanfaatkan momen ini untuk belajar praktik.
Pijar: tapi, betul juga. Sih kita harus menghadapinya dengan bijak. Kita jangan jadi pecundang, mari kita berpikir positip saja. Ayo kita kesana.
Didik: Siplah.. kalau gitu, kita kesana bareng-bareng yu. Aku juga siap bantu kok, untuk sekedar bongkar-bongkar, yang Ngak Prof. Tenang disampingku ada Profesor Ahli Komputer dan Elektronik, Yah kan? (sambil menepuk dan tersenyum ke aras)
Aras: Enak Saja, aku kena getahnya lagi.
Didik: ya kan kamu paling jago ber eksperimen, kasihan lah mereka, liat wajah mereka, perempuan semua bukan, mereka lemah, kita harus melindungi yang lemah dan manis-manis ini.
Usi: ah, bisa saja kamu dik. (merasa dirayu ke GR-an)
(Semuanya tertawa: hahahaha)

SIN 5
(berada di ruang leb komputer, terlihat sibuk sekali)
Didik: duh, apanya yang rusak. Sudah kita coba semua kabelnya, sudah kita priksa juga semua tombolnya, kita periksa juga settingannya. tapi
Aras: Ahlamdulillah, ternyata nyala juga. Ternyata, ini yang bermasalah (menunjukan sesuatu yang rusak/ tempat masuknya USB) ternyata lempengannnya bergeser.
Semuanya: Alhamdulillah
(semuanya senang)
Suci: Alhamdulillah, syukurlah mungkin inilah bantuan dari Allah untuk kita anak-anak yang baik, iyakan pijar?
Pijar: Ia, betul. Hebat kamu Aras, Penyebabnya apa itu Ar?
Aras: ini penyebabnya karena sering salah posisi memasang USB kabelnya, jadi ada yang bergeser sehingga tidak mau konek lagi.
Pijar: Oh.... Gitu. Baru tau aku.
Didik: Baru tau ya? makanya belajar...
Pijar: iya... iya....
Usi: jadi... kalau begini enaknya kita rayain yu, kita beli seblak kayanya enak tuh?
Vena: seblak yang pedes ya? Biar melek dan plong pikirannya
Sinta: asyik... sini aku yang beli, kalian tunggu saja disini
Tana: oke-oke kita pesan semua ya, menunya disamain ya?
Didik: oke2.. aku dua posri ya, jangan lupa pake ceker ya?
Usi: dasar badan kurus tapi rakus,
Didik: gak papa, yang penting hidup hehehe
SIN 6
(layar menunjukan suasana Didik dkk. Sedang latihan pengibaran bendera, disisi kelas yang lain ada beberapa yang sedang mengikitu ekskul teater, terlihat sibuk sekali hari ini)
SIN 7
 (layar menunjukan suasana ruang UNBK yang diisi oleh sibuknya siswa SMK mengerjakan Soal UN)
Sahabat yang baik, kita selalu bersama. Perjuangan kita seperti roda-roda sepeda yang berputar yang dikayuh kaki dengan pedal, melalu rantai-rantai besi baja yang saling mengait mengerakan, dan menghibungkannya dengan poros roda, kendali arahnya satu, keseimbangan seperti simponi nada gerak yang berderak, satu kemudi.
Tidak terasa 3 tahun sudah berlalu, kita semua terlanjur sudah bersama-sama. Hari ini terakhir UNBK, sedih rasanya tapi kami semua bahagia karena kami telah melewati Ujian dengan baik-baik saja, semoga kita semua lulus.amin..
(layar menunjukan semua siswa keluar dari ruang UNBK dan bersalaman dengan pengawas ujian dengan senyum dan raut bahagia)
....
SIN 8
Binar:  Bahagia hatiku, selasai juga akhirnya UNBKnya.
Pijar: Betul rasanya pengen teriak ya... ayu kita teriak...
Binar dan Pijar: aaaaaa...hahahaha
Sinta:  hey hey, knapa kalian ? kesurupan ya
Vena: kesurupan Soal tadi mungkin, hahaha
Suci: aku sempat menahan rasa mulas, takut sekali tertinggal kalau saja ijin ke toilet saat UNBK berlangsung.
Tana: iya aku juga pusing. Susah-susah ya...pantes saja mereka kesurupan.
Binar dan Pijar: enak saja kita kesurupan.
Binar: Ini bukan kesurupan, tapi tanda bahagia tau. Benarkan pijar?
Pijar: emang kalian gak iri kami bahagia?
Tana: apa tanda bahagia?
Pijar: ya sudah kalau tidak mengerti, sudahlah. Ayo Binar kita lari dan teriak lagi...
Binar: ayo...satu dua tiga..
Pijar dan Binar: aaaaaaaaaa......(sambil berlari kehalaman sambil mengelilingi halaman depan sekolah sambil berkejaran dan bercanda gurau)

(di sisi lain, di depan leb komputer sekolah)
Usi: Didik kamu ganteng deh, boleh dong kangen sama kamu nantinya...
Didik: Hus... Haram Hukumnya kangen2an, apalagi kita baru selesai UNBK, nanti kualat, bisa gak lulus kalau kangen2an..
Usi: jadi GR ya ? maksudku, kangen saat kamu beliin aku Es Teh...kaya biasanya, aus nih...
Didik: Dasar Uus, selalu kalau muji gak ada yang Gratis, Ujung-Ujungnya Jajan,  matre luh us...ayu gue guyur tenggorokanmu dengan Es Tes, hari ini sepuasnya deh.
Usi: Yee....
Usi: Pengumuman-Pengumuman, dengarkan kawan-kawan..Sahabat kita yang baik dan ganteng yang bernama Didik Aliando akan merayakan hari terakhir kita UNBK, semuanya Gratis makan kenyang sepuasnya di Bi Ijah...Sekiah....
Aras: Wih... asyik tuh, beneran nih dik
Didik:  wadah, parah nie cewe aneh. Gue dikerjain lagi.
Usi: Benerkan Dik?
Didik:  Iya..Iya... siap. Semuanya aku yang bayaran. Tapi, awas ya kalau gak doain gue jadi presiden, gue culik lu Us.
Aras: yeeee...beneran (sambil lari ke kantin)
Teman2 yang lain: asik....ayo kawan2 mumpung promo, makasih ya bos
Usi: Gak papa Dik, asal dikasih makan yang enak-enak gue rela diculik biar lo bangkrut. Hahaha
Didik: widih, kecil2 rakus ya. Yaudah, ayo kita ke kantin, keburu habis tuh.
SIN 9 (terakhir)
Cinta mungkin sulit untuk dikatakan, apalagi dipendam..
Maafkan, bila aku tak sempat bercerita
Maafkan, bila ceritaku tentangmu hanya sedikit saja
Cukup kita menjadi teman, Cukup menjadi sahabat saja
teman dikala Hujan datang, Teman menangis dan tertawa lantang
Cukup kita menjadi sahabat dalam cerita ini, menjadi rahasia
Sampai perpisahan ini tiba, hujan tetaplah hujan
Bergemuruh kala datang, menggelegar petirnya menyambar, namun tetap sendu dan tenang ketika hujan mulai menghilang
Lalu basahlah bumi, menjadi terbekas menjadi penyubur
menjadi bakal embun di pagi hari
Menjadi rindu dan cerita yang terlanjut terpatri dari setiap jejak yang mengecap pada tanah liat yang basah dengan air hujan dan rindu..
(suana perpisahan kelas 12 ketika lagu sayo nara)
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menghindari Doktrinasi Terorisme