Negeri Bawang Merah
Bertahun-tahun
negeri bawang merah, menguasai dunia. Dengan kekuatan ekonomi dari
pertaniannya, negeri bawang merah mampu menundukan negara-negara lain yang ada
di benua Jingga. Berdirilah bawang merah raya, sebuah negara persatuan agraris
yang berdiri semenjak krisis ekonomi global bertahun-tahun melemahkan
negara-negara adikuasa sebelumnya.
Tahun 3030
adalah tahun diproklamirkan negara baru di benua jingga, benua tempat
perdagangan bebas terbuka bagi segala bangsa di dunia. Di tahun itu pula, para
petani merasa merdeka jiwanya, para petani dengan cangkul dan sapi-sapi bajak
yang gemuk-gemuk bekerja setiap pagi
dengan harapan yang cerah untuk kehidupan keluarganya, keluarga yang seluruhnya
berprofesi sebagai petani unggulan yang menopang cadangan pangan untuk
negaranya, bahkan diekspor ke negara –negara lain di dunia.
Dulunya,
negeri ini sangatlah tandus. Tak pernah turun hujan, sawah pun tidak bisa
menghasilkan apa-apa. Pertanian lumpuh, banyak orang yang mati dan
sakit-sakitan karena kelaparan. Dalam kisahnya, ada sepasang suami istri yang
tinggal disebuah desa di utara Pulau Losa, salah satu pulau yang nantinya
menjadi pusat ekonomi dari Negara persatuan agraris Bawang Merah Raya.
·
Pak Rukun: “Hidup kita penuh dengan pertempuran,
tidak bisa nanam padi, tidak bisa memasak lagi nasi, panen tahun ini sepertinya
gagal lagi, semua kering semuanya kering...tahun ini kita bertempur lagi dengan
kemiskinan.. dengan kelaparan...,karena tahun ini kita gagal panen lagi bu..!”
·
Ibu Ayem: “Sabar toh pa sabar..”
·
Pak Rukun: “ Musim lalu, musim sekarang, ibu
lihat. Padi kita selalu kurang air. Selalu saja langit tidak mau mengalirkan
airnya ke sawah-sawah kita. Lalu sawah kita tidak menghasilkan apa-apa,
tahun-tahun yang lalu juga sama dengan tahun sekarang. Sawah kering, tanah
pecah, tapi Pemilik langit masih juga menguji kesabaran kita.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar